Nulis, Nulis, dan Nulis!

Sekiranya blog post ini Jacko bikin buat curhat, sekalian mengisi laman yang udah lama ga diisi.

Post ini muncul akibat keresahan hati Jacko yang paling dalam karir menulis Jacko. Yang nggak pengen lama lama denger curhatan Jacko silahkan keluar, yang pengen ikutin lanjutkan semau kalian.

Awal mula Jacko nulis itu sekitar tahun 2017, dari kelas 5 SD dengan pengetahuan menulis yang terbatas banget. Jacko menulis semau Jacko sendiri, tanpa memperhatikan kaidah kebahasaan dengan teliti dan rapi. Jacko juga tidak secemerlang itu untuk menentukan ide cerita, sehingga cerita itu mulai Jacko tinggalkan dan semakin Jacko sadari bukan kayak cerita yang Jacko mau.

Tahun 2017-2018 Jacko nggak gitu aktif menulis. Jacko menulis di bawah didikan seorang Sensei, dia mengajari banyak soal kaidah kebahasaan, teknik kepenulisan, cara menentukan plot cerita dengan menarik dan tidak biasa. Saya mengikuti lomba menulis dengan pengetahuan seminim itu hanya sekali, yakni di Inari Writing Project, dalam tenggat waktu yang cukup panjang, 4 bulan untuk 30000 kata. Atau saya keliru, saya sudah lupa. Saat itu saya tidak sekonsisten itu melanjutkan tulisan saya, saya juga tidak teratur dalam menulis sehingga tulisan saya saya tinggalkan begitu saja.

Saya mulai mengatur proyek menulis saya di tahun 2019, ini tahun menulis saya paling produktif. Saya membuat hingga 6 draf menulis di komputer saya. Tiga dilombakan, satu gagal dilombakan (akibat telat ngirim) dan dua lagi masih draf, rencana dilanjutkan untuk *rahasia dodododongdong. Lomba pernah tembus penerbitan sekali, sisanya hanya dilirik panitia lomba. Dua kali saya menulis proyek selain dari lomba, saya tinggalkan padahal baru 1/4nya selesai. Kesimpulan saya, selama 3 tahun saya menulis, saya belum menemukan kekonsistenan saya untuk menulis.

Di akhir tahunpun, bulan Desember bahkan hingga bulan Februari, saya vakum menulis, yang mana bukan keputusan yang baik menurut saya. Saya meninggalkan banyak banner banner lomba menarik. Saya juga melewatkan kesempatan menulis, bahkan menumpulkan cara menulis saya. Tidak diasah sehingga saya kira saya sudah tidak bisa menulis lagi.

Lalu, muncullah satu banner dari Storial.co yang menarik perhatian saya, banner lomba yang hanya berlangsung satu bulan, dengan tantangan menulis 30000 kata (menantang sekali) dan membangkitkan minat menulis saya kembali.

Saya kira ini kesempatan baru bagi saya, kalau nanti saya lanjut dengan aktivitas kepenulisan lain, saya tidak akan mengulangi vakum menulis saya yang sampai 3 bulan. Saya kira terlalu membuang waktu saya. Mencoba hidup seperti Pandji Pragiwaksono yang terus menyiksa dirinya hingga karirnya terus melangkah maju. Saya juga mau seperti itu, saya mulai memikirkan seperti apa karir menulis saya kedepannya, dan terus menyiksa diri saya untuk terus menulis, apa saja agar kemampuannya terus diasah. Yang saya perlu hanya terus berlatih, diajarkan Sensei saya bahwa teori yang berlebihan tidak terlalu penting, bila tidak secepatnya dituangkan dalam bentuk tulisan. Maka, saya kembali dengan motto baru saya, Nulis, nulis, dan nulis!

Komentar